EUNHYUK AT P.A.R.K

EUNHYUK AT P.A.R.K

By: Lolita Choi

Starring: Lee Hyukjae (Eunhyuk)

“Nah, kawan-kawan, ini Lee Hyukjae-ssi, mulai hari ini ia akan membantu di divisi kreatif, menangani masalah kontak artis dan pengisi acara. Kalian tolong bantu dia ya.” Park Jungsoo, sang presdir, mengenalkanku pada seluruh karyawannya di acara morning meeting ini. Ya, mulai hari ini aku resmi bekerja di P.A.R.K Organizer, perusahaan event organizer skala menengah yang sedang merintis jalannya menuju EO papan atas. Aku sangat bersemangat menyambut hari ini, biarpun bisa dikatakan pekerjaan ini bukanlah means dari subject-ku saat kuliah dulu. Aku adalah lulusan Performing Arts, dimana para lulusannya diharapkan menjadi ‘pelaku’ dunia seni, bukan hanya ‘orang dibalik layar’ seperti ini. Tapi mirip-mirip lah, setidaknya karena subject semasa kuliahku itu aku jadi punya banyak kenalan di dunia entertainment dan dipercayakan di posisi ini.

“Annyeonghaseyo, Lee Hyukjae imnida, panggil saja Eunhyuk. Mohon bantuannya.” Aku membungkuk pada teman-teman baruku yang disambut tepuk tangan dari mereka semua. Aku tersenyum. Well, sepertinya menjadi karyawan kantoran tidak akan buruk juga…

***

Aku kini sedang menghadapi tugas pertamaku disini. Setumpuk daftar agensi-agensi model, sanggar-sanggar tari, dan studio-studio musik sudah teronggok di atas meja kerja baruku, hanya dengan sebuah note: Hyuk-ah, jalin hubungan baik dengan agensi-agensi ini ya, hubungi satu-satu dan perkenalkan dirimu sebagai contact person baru perusahaan ini. Oke? Hyukie, hwaiting^^ -PRR

Heh? Dahiku langsung berkerut membacanya. Aku pun melihat note ini bergantian dengan tumpukan kertas-kertas data agensi tadi. Hei, tunggu. Tidak akan ada yang akan meng-guide-ku dengan pekerjaan pertama yang sama sekali belum pernah aku pelajari ini, nih? Akupun langsung beranjak dari kursi menuju ruang kepala divisiku, Park Ryeoru, yang juga pemilik EO ini berdua dengan presdir kami, berniat minta penjelasan lebih lengkap.

“Ryeoru noo—“ aku membuka pintu ruangannya begitu saja dan segera terpaku. Presdir dan kadiv kreatifku sedang beradegan kisseu dengan intensnya di sofa yang memang ada di ruangan tersebut. Dasi presdirku sudah longgar dan tiga kancing teratas kemejanya bahkan sudah terbuka. Errr… tapi okelah, mereka newlyweds,aku harus maklum. “—noona.” Lanjutku. Ya, kepala divisi kreatifku memang noona-ku sendiri. Sepupu yang menjadi noona, lebih tepatnya, pasca keluarganya mengangkatku dan 2 saudaraku menjadi anak setelah orangtua kami meninggal belum lama ini.

Tak ada respon. “Ehem.” Aku sengaja berdeham. Heeii, mereka belum juga sadar…! Apa ber-yadong bisa berdampak buruk pada pendengaran ya? Dan o o… apa itu yang dilakukan iparku? Tangannya mulai… “EHEM!” aku akhirnya berteriak sebelum menyaksikan hal-hal yang lebih ‘aneh’ lagi.

Mereka segera menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah pintu, arahku. Noona-ku buru-buru merapikan rambut sebahunya sementara sang suami berbalik dan membereskan pakaiannya. Noona-ku tersenyum—lebih ke nyengir, sih—padaku. “Hyukie-ya.” sapanya. Aku pun masuk masih sambil memegang kertas-kertas tugas pertamaku tadi. Sudahlah, aku tidak akan membahas kejadian barusan, bisa lebih aneh lagi suasananya. Maklumlah, Eunhyuk!

“Hyuk-ah.” Kini presdir sekaligus iparku yang menyapa. Dasi dan kemejanya terlihat sudah terpasang lagi dengan sempurna. -________-

“Noona, aku masih bingung.” Kataku sambil menyerahkan kertas-kertas tadi dan ikut duduk di sofa. Jungsoo—atau sebetulnya biasa aku panggil Teuki Hyung—bangkit untuk mempersilakan aku duduk, dan ganti mohon diri kembali ke ruangannya.

***

“Teuk Hyu—“ aku masuk begitu saja ke ruangan presdir demi menyerahkan laporan mingguan yang sudah ditagihnya sejak kemarin itu. Well, ya aku pikir berhubung aku sudah telat, aku harus buru-buru menyerahkannya. Tapi ternyata aku salah waktu (lagi). Lagi-lagi aku cuma bisa mematung akibat ‘adegan film’ yang seharusnya tidak aku lihat, kali ini di kursi direktur kami itu.

Tapi untungnya kali ini kakakku langsung tersadar dan mendorong suaminya menjauh. Teuki Hyung pun menoleh.

“Hyukie, lain kali ketuk pintu dulu ya…” Teuki Hyung yang kelihatan kesal memperingati sambil mendekatiku. Ryeoru noona malah pura-pura membereskan berkas-berkas di atas meja kerja iparku. Telat, noona… -___-“

“Mianhae?” aku setengah hati meminta maaf, makanya intonasinya malah jadi lebih seperti pertanyaan begitu. Ya iyalah, biarpun aku juga salah tidak mengetuk pintu, tapi mereka kan juga salah, ‘aneh-anehan’ di kantor, tanpa mengunci pintu pula… Hhhh~ untung aku saudara mereka, apa kabar kalau karyawan lain yang lihat?

“Ini deh, laporan minggu ini. Aku mohon diri.” Aku buru-buru memindahtangankan map plastik itu dan kabur.

***

“Yeoboseyo? Ne, P.A.R.K Organizer imnida. Ne? Ah ye, ye. Algesseumnida, ye. Akan segera saya sampaikan pada Park Sajang-nim. Ye, gomapseumnida, annyeonghaseyo.” Aku menutup telepon dengan perasaan senang. Wah, ini daebak! Kami menang tender penanganan musikal dari Energy Entertainment, salah satu dari top 3 agensi terbesar Korea. Ini batu loncatan yang sangat besar mengingat kami belum pernah berani menerima tawaran menangani musikal. Tapi dengan agensi sebesar ini aku rasa kakak dan kakak iparku pasti akan menerimanya.

Terlalu senang, akupun berlari demi mencapai ruangan kakak iparku yang bahkan tidak sampai 5 meter dari meja kerjaku dan langsung membuka pintunya.

Dan aku babo.

“LEE HYUKJAE! Sudah kami bilang ketuk pintu dulu sebelum masuk!” omel Teuki Hyung dan Ryeoru noona berbarengan sambil bangkit dari posisi yang aku yakin, ‘ternyaman’ mereka. Aku masih terdiam di tempat. TUHAAAN… APA SALAHKU??

***

Begitulah, ceritaku di kantor yang dimiliki oleh sepasang newlyweds yang tak lain kakak dan kakak iparku sendiri itu. Untung saja aku hanya akan sementara bantu-bantu disini, sampai pembangunan dance studio-ku selesai (ya, gini-gini aku koreografer lho). Betul-betul tidak bisa membayangkan akan jadi apa aku jika lama-lama bekerja disini. Mungkin beralih menjadi pengedar video yadong mereka? Hehehe, lumayan, buat tambah-tambah biaya bangun studio. *evil smirk+mata dollar* :p

The Dancing Machine,

SILVER HYUK