RSS

COVER UP

30 Mar

COVER UP

by @lolita309

Starring: Seventeen’s Joshua Hong

8b3af80d736f2ccfd51dd9516906463c.jpg

“Kamu yakin mau keluar kayak gitu?”

Bengong sebentar menatapnya, aku buru-buru berlari kembali ke dalam rumah untuk memastikan (lagi) penampilanku hari ini. Kaos putih yang dimasukkan ke dalam rok kotak-kotak hitam 10 cm di atas lutut, tas selempang kecil yang manis, sepasang oxford shoes, make up natural… Semuanya cantik, kok. “Ada… yang salah?” tanyaku tak mengerti begitu kembali berada di teras untuk kedua kalinya.

Joshua—nama pacarku itu—mulai terlihat tak sabar, “Chima an-naeryeo? (Itu rok nggak mau kamu turunin?)”

“Ha…?”

Cover up!” serunya, habis kesabaran.

Tak terima disuruh-suruh semaunya, aku membalas, “Ini sudah nyaris selutut mau diturunin semana lagi!!”

“Pakai legging! Aku nggak suka betismu kelihatan cowok lain!”

Kontan aku speechless. What the...

 

***

 

“Sonyeo-ya, jamkkan! (Sonyeo, tunggu!)”

Aku menoleh, “Apa? Kenapa lagi??” tanyaku garang.

Joshua terlihat bergidik, “Apa, sih. Nggak usah sok galak, deh.” Senyumnya seraya CIIIITT! mencubit pipiku gemas.

Masih bete, aku menepis kedua tangannya dari wajahku, kesal.

“Nggak, cuma mau bilang…” gantungnya seraya memegang kedua bahuku dan dengan sangat natural menukar posisi jalanku di tepi trotoar dengannya. “…kalau jalan tuh agak ke dalam, jangan terlalu di pinggir. Bahaya.”

Mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi terlebih dulu… buru-buru aku memalingkan wajahku darinya begitu tersadar. Joshua tidak boleh tahu, dia tidak boleh tahu. Kalau saat ini… kedua ujung bibirku rasanya sudah gatal sekali ingin tersenyum.

Anger level: -40%.

 

***

 

10.30 PM

Question and answer, tto mot deureun cheok, gwaenhi moreuneun cheok~

“Yeoboseyo? (Halo?)” jawabku setelah menekan tombol hijau di layar ponsel demi menerima telepon darinya.

Dan dengan ‘darinya’… maksudku tentu Joshua. Siapa lagi?

“Yeoboseyo? Sonyeo-ya.”

“Eo. (Iya.)” jawabku lagi, tetap singkat.

“An jago mwohae? (Kok belum tidur? Lagi ngapain?)”

“Dengar lagu sebelum tidur.” jawabku apa adanya seraya memain-mainkan kabel earphone putih yang sedang kugunakan. “Kamu sendiri? Kok belum tidur?”

“Nggak tahu nih, nggak bisa tidur. Rasanya mau bareng sama kamu terus…”

BLUSH!! Untung saja ini hanya telepon biasa dan bukan video call, aku tak akan rela membiarkannya melihat wajahku yang pasti sudah seperti udang rebus!

“Sonyeo-ya?” panggilnya begitu aku tak merespon.

“O-Oh… ya.” jawabku tergugup.

“Sebetulnya… aku di depan rumahmu, nih. Mau keluar sebentar?”

“HA???”

…Biarpun akhirnya aku keluar juga. Sepertinya tak bisa dipungkiri, aku juga merasakan hal yang sama dengannya. Ingin selalu bertemu, melihat wajahnya…

Yah, umur hubungan kami memang baru sebentar. Dia yang dulunya teman masa kecilku di Los Angeles tiba-tiba sebulan lalu kembali ke Korea sendirian hanya demi kuliah disini. Dan mencariku (tentu saja!). Tak butuh waktu lama sampai akhirnya aku jatuh cinta lagi padanya (ya, harus kuakui dia memang cinta pertamaku), dan kami kemudian berpacaran…

Tapi siapa yang tahu dengan wajah semanis itu dia ternyata se-galak dan posesif ini????

“Kamu kenapa sih selalu kayak gini??? COVER UP!!”

Aku kontan melongo. Belum ada bahkan 5 detik aku berdiri di depannya di luar pagar rumah, setelah dengan sukses berjingkat-jingkat untuk keluar tanpa perlu membangunkan kedua orangtua dan juga kakak lelaki semata wayangku dari tidur mereka masing-masing. Tapi bukannya wajah sumringah, malah bentakan dan wajah bete Joshua (biarpun tetap manis) itu yang malah menyambutku.

Aku kesal setengah mati. Tanpa mengetahui perjuanganku, tanpa tahu kalau tubuh kurusnya bisa banget berakhir jadi samsak muaythai dadakan Seungcheol—nama kakakku—kalau kami sampai ketahuan, dia kini MEM-BEN-TAK-KU?? Dan bahkan aku sama sekali tak merasa ada yang salah dengan pakaianku—oke, aku memang masih mengenakan terusan tidur panjangku, tapi itu juga dilapisi oversized cardigan yang cukup hangat. DAN PERASAAN TADI DIA YANG MEMANGGILKU UNTUK KELUAR???

Emosi, dengan kasar aku membalik tubuhku untuk kembali masuk ke rumah, biarpun dengan segera Joshua menahan tanganku. “…chubjanha (dingin, kan).”

Aku mengernyitkan kening, masih curiga dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba (INI ANAK BIPOLAR APA KEPRIBADIAN GANDA, SIH??). Tiba-tiba Joshua sudah menarikku ke dalam pelukannya terlebih dulu, sebelum melepas jaket baseball hitamnya untuk dipakaikan di punggungku. “Cover up, it’s cold. Aku nggak mau kamu sakit cuma gara-gara nurutin keegoisanku mau ketemu tengah malam gini.” katanya manis, seraya mengacak poniku penuh sayang lalu menghangatkan kedua pipiku dengan telapak tangannya yang sudah digosok-gosok terlebih dulu.

Aku masih menatapnya tak mengerti.

“Kenapa?” tanyanya bingung begitu mataku tak juga lepas dari wajahnya.

Tersenyum, aku menyentil dahinya ringan, “Itu tahu kalau kamu egois.”

Ia mencibir, yang segera kubalas dengan CUP! sebuah kecupan di pipi dan disambung bisikan, “Joshua Hong, can’t you cover up a bit?”

“Ha?”

“Perasaanmu padaku… Nggak bisakah kamu menutupinya sedikit? It’s a little too obvious.”

Joshua tertawa, “Tapi suka kan…?”

“Suka sih, tapi nggak usah terlalu posesif juga, kali.” sindirku… sebelum buru-buru kabur dari dalam pelukannya, berlari ke teras rumahku.

“YA, CHOI SONYEO!!”

“Sssstttt! Nanti Seungcheol bangun!”

“Ups!”

 

END

 

Tiba2 keluar jalur (dengan nulis boiben selain DBSJ) hahaha. Saya cuma gatau mau post dimana lagi…. ._.

 
Leave a comment

Posted by on March 30, 2017 in Uncategorized

 

Tags: ,

Leave a comment