RSS

[THE SERIES] THE PRESIDENT’S SON – Part 1

04 Jan

THE PRESIDENT’S SON – Part 1

Written by Lolita Choi (@lolita309)

Starring: Jo Kyuhyun


“Appa mau nyalon presiden??” Seru Kyuhyun ketika sarapan, di saat sang ayah dengan terbuka menanyakan pendapat kedua buah hatinya tentang masalah pencalonan presiden. Sementara sang kakak terlihat teramat kaget, sang yeodongsaeng malah masih dengan tenang mengoles rotinya, dan hanya menimpal: oh-appa-mau-nyalon-presiden.

“Bukan, bukan appa yang mau nyalon presiden, tapi orang-orang partai mencalonkan appa, beda lho itu.” Ralat sang ayah. “Jadi gimana? Kok kamu kelihatannya kaget banget sih Kyu? Takut kerjaan magang dari partai appa tambah banyak ya? Hahaha. Dan kamu, Dambi? Appa ragu-ragu nerima karena mikirin kamu lho, appa kira kamu malah bakal nolak mentah-mentah, yah, karena kasus setengah tahun kemarin itu.” Tanya sang ayah.

Kyuhyun mengangguk-angguk sambil menatap sang adik yang masih terlihat tenang meminum susunya. Iya juga, dia pikir juga gadis itu bakal teteriakan sambil nolak-nolak (seperti biasanya kalau lagi ngambek), karena kejadian setengah tahun lalu yang menimpanya kan parah sekali… Biarpun saat itu Kyuhyun belum jadi bagian keluarga ini, tapi hanya mendengarnya saja dia sudah bergidik. Jadi tepat setengah tahun yang lalu, Dambi pernah menjadi sasaran pembunuhan dari saingan politik ayah mereka. Memang ia selamat, tapi peluru yang seharusnya menghujamnya malah bersarang di dada ajudan sang ayah yang ditugaskan menjemputnya sekolah. Saat itu Dambi masih kelas dua SMA, dan terbunuhnya seseorang di depan matanya sendiri—terlebih kenyataan bahwa seharusnya ialah orang yang terbujur kaku itu—membuatnya shock dan trauma. Dambi menolak bicara selama tiga bulan, sampai kehadiran Kyuhyun dan kekagumannya pada pria itu akhirnya memancingnya kembali bicara…

Ya, Kyuhyun bukan kakak kandung Dambi. Ayah Dambi mengangkat Kyuhyun karena kekagumannya akan bakat politik pemuda itu. Dua ayah dan anak yang sama-sama kagum pada seorang pria miskin dengan pemikiran luar biasa, Kyuhyun. Sejak tiga bulan lalu, iapun resmi menjadi putra sulung calon presiden Jo Taewang.

“Maksud appa, apa aku ga takut kejadian dulu lagi bakal terulang, gitu?” Tanya Dambi setelah meletakkan susunya yang tinggal setengah gelas. Sang ayah mengangguk, juga Kyuhyun yang bahkan tidak ditanya sama sekali. Dambi menggeleng, “Engga kok appa. Sekarang kan anak appa bukan cuma aku. Udah gitu anak yang satu ini dilansir bakal jadi penerus karir politik appa, cowok pula. Bisa dibayangkan kan siapa yang kira-kira bakal jadi target utama pembunuhan kali ini? Hahaha~” Dambi ketawa setan sambil melirik Kyuhyun sekilas sebelum bangkit dan menyambar tas sekolahnya.

Kyuhyun hanya mampu menelan ludah. Glek.

 

Dan benar saja, kejadian-kejadian aneh mulai menimpa Kyuhyun sejak ayahnya resmi mencalonkan diri sebagai calon presiden untuk pemilihan periode berikutnya yang akan dilaksanakan sekitar dua bulan lagi. Jatuhnya pot besar dari lantai 2 kantor parpol sang ayah ketika Kyuhyun sedang tepat berada di bawahnya (untungnya satpam disana melihat dan berhasil menyelamatkannya), kabel rem mobilnya yang terlihat diputus seseorang (untung dia cukup pintar untuk selalu mengecek kondisi mobil yang baru dihadiahkan ayahnya itu), sampai ancaman bom di kampusnya. Sang ayah yang mengetahui hal itu sudah menawarkan pelindung terbaiknya—Choi Siwon—yang dulu juga pernah melindungi Dambi dan kini dirinya. Tapi Kyuhyun menolak.

“Appa, Siwon hyung itu orang yang aku hormati sebelum aku menjadi bagian keluarga Jo, mana mungkin aku membiarkannya bekerja untukku? Lagipula aku kan cowok, mana ada cowok yang punya pengawal segala?”

Sang ayah langsung mendelik, “Maksudmu? Appa bukan cowok karena punya pengawal, begitu?”

“Eh? He he he…” Tawa Kyuhyun garing.

Yah, begitulah. Hari-hari akhirnya terus dilewati Kyuhyun dengan waspada. Ia juga sudah mulai terbiasa dengan sorotan media-media yang makin gencar seiring dukungan yang terus mengalir untuk ayahnya yang memang sejak awal karirnya sudah dicintai karena kejujuran dan kemampuan politiknya yang dinilai sangat baik. Sampai ketika tragedi penyerangan Korut kembali melanda. Sebagai representatif partai dan keluarga, Kyuhyun pun dikirim ke lokasi bencana untuk menyampaikan bala bantuan sekaligus menjadi sukarelawan, juga sekalian mengemban misi politis memperbanyak simpati dari rakyat (ini wajar lho dalam politik, jadi jangan salah paham). Dambi yang brother-complex langsung menolak mentah-mentah dan demo pada ayahnya, tapi Kyuhyun berhasil menenangkannya.

“Kamu ngeremehin oppa ya? Kurus-kurus gini oppa juga bisa jaga diri kok. Kamu di rumah jangan nakal ya, jangan kebanyakan main sama belanja, nurut sama appa. Oke? HP oppa aktif terus kok, kamu boleh telpon oppa kapan aja.”

“Bener ya? Oppa ati-ati, Dambi sayang oppa.” Kata gadis itu sambil berjinjit dan mengecup pipi sang kakak. Kyuhyun langsung blushing. Ya iyalah, biar kata mereka kakak-adik, tapi kan kakak-adiknya ketemu gede, jujur ia masih sama sekali belum terbiasa dengan hobi skinship sang adik.

***

Hari pertama kunjungan, baru menginjakkan kaki di lokasi Kyuhyun langsung menggulung lengan kemejanya dan terjun langsung mengurus pengungsi begitu melihat kurangnya relawan disana. Banyak orang, terutama karyawan-karyawan sang ayah sudah memintanya untuk mundur saja karena segan pada anak pejabat itu, tapi Kyuhyun malah memarahi mereka.

“Berisik!! Kalau kalian mau bantu, bantu! Kalau tidak, pergi dari pulau ini sekarang juga, dan ucapkan selamat tinggal pada pekerjaan kalian!!” Omelnya.

Para karyawan itu pun langsung buru-buru ikut membantu setelah mendengar perkataan Kyuhyun barusan. Putra sulung petinggi partai mereka itu memang bisa sangat galak dan kejam—beberapa bahkan menyamakannya dengan iblis—itulah mengapa ia dijuluki EvilKyu.

Jiwon yang sedang sibuk dengan para pengungsi mendengar ribut-ribut di luar kamp dan segera menepuk asistennya untuk bertanya ada apa.

“Bala bantuan baru, Jiwon-ssi. Dari Partai XXX, tadi sepertinya koordinatornya yang sedang marah-marah karena anak buahnya tidak membantu. Ganteng lho, koordinatornya itu, biarpun kedengarannya galak sih tadi. Hihihi,”

“Oh, ya sudah, baguslah ada relawan baru biarpun dari partai. Sepertinya… banyak pria, ya?” Tanya Jiwon sambil sedikit mengintip keluar tenda. Asistennya, Boram, mengangguk. “Kalau begitu coba kamu minta Jeha-ssi koordinasi dengan mereka, tanya apa mereka mau ikut jadwal kita menyisir area besok. Oke?”

Boram mengacungkan jempolnya. Jiwon tersenyum dan kembali pada anak-anak pengungsi yang barusan ia tinggalkan…

***

DUKK!!

“Aw!” Kyuhyun mengusap-usap keningnya yang barusan terantuk tumpukan tinggi kardus dengan tulisan BAJU besar-besar di masing-masingnya.

“Ah, joisonghaeyo.” Seukir wajah menyembul dari belakang tumpukan kardus itu lewat samping. Jiwon. Kyuhyun kaget setengah mati. Jadi dari tadi ada orang disitu?

“Ya ampun, kamu bawa barang sampai wajahmu ga kelihatan, gimana sih? Sini aku bantu.” Kata Kyuhyun sambil mengambil alih dua kardus teratas dari tiga tumpukan kardus itu. Wow, berat. Gadis macam apa dia bisa bawa tiga tumpuk tadi sendiri?? Kyuhyun bergidik melihat gadis cantik bertubuh sedang itu.

“Oh, gomapseumnida.” Balas Jiwon pada penolongnya itu. Ia pun berjalan dengan lurus kini, mengingat sudah tak ada lagi yang menghalangi pandangannya. Kyuhyun menjajari di sebelahnya.

“Dari mana?” Tanya Kyuhyun, menanyakan instansi asal gadis yang baru ditemuinya itu.

“Aku? Oh, LSM. Kamu?”

“Partai.”

“Oh.” Tanggap Jiwon sekedarnya. Suasana kaku mulai menyeruak, mereka pun kembali berdiam-diaman sampai di tujuan mereka, tenda logistik.

“Dasi hanbeon gomapseumnida (makasih lagi ya).” Kata Jiwon pasca Kyuhyun meletakkan kardus-kardusnya.

“Cheonmaneyo.” Jawab Kyuhyun sambil tersenyum. “Kamu… Ikut penyisiran nanti?”

“Um.” Angguk Jiwon. “Itu proker yayasan aku sih sebenernya, hehe. Kamu juga?”

“Oh, proker yayasan kamu ya?” Timpal Kyuhyun. Jiwon mengangguk lagi dengan senyuman. Kyuhyun blushing. Ini gadis kedua yang bisa membuatnya blushing selain adiknya sendiri. Tapi hebatnya lagi, gadis ini bahkan hanya perlu tersenyum untuk membuatnya salting begini! “Iya aku juga. Oke… deh. Kalau gitu sampai ketemu nanti ya.”

Jiwon mengangguk dan membungkuk. Kyuhyun pun mohon diri, tapi dengan mata yang entah kenapa tak bisa lepas dari gadis itu. Walhasil…

DUKK!!

“Aduh!” Jidat Kyuhyun dengan sukses membentur tiang tenda. Ya ampun, sakitnya sih tak seberapa, malunya itu lho!

“Eh, gwaenchanseumnikka?” Jiwon langsung berlari menghampirinya dan menyibak poni namja tinggi itu refleks, memastikan ia baik-baik saja.

Kaget sekaligus malu, Kyuhyun pun juga refleks menepisnya. Jiwon pun tersadar dan segera menarik tangannya. Kaku lagi.

“Eh, aniyo, gwaenchanayo, jeongmal.”

“Geureohkeyo?” Pasti Jiwon. Kyuhyun mengangguk sambil nyengir—padahal dalam hatinya meringis penuh malu. Jiwon jadi ikutan tertawa kecil melihatnya. Mereka pun berpisah untuk melakukan kegiatan kelompok masing-masing sebelum pergi penyisiran bersama setelah makan siang nanti.

 

Sementara itu, di tempat yang tersembunyi…

“Itu targetnya si bos?”

Yang diajak bicara kembali melihat foto yang sebetulnya sudah berulang-ulang ia lihat, memastikannya sama dengan objek yang sedang ia intai. “Iya. Ah kelihatannya mudah saja, bocah kurus begitu. Dan lagi kata bos dia ga pernah pakai bodyguard, heran kenapa orang-orang sebelum kita gagal terus.”

“Eh, tunggu deh.” Si penjahat yang satu membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah album spiral tipis. “Gadis itu… ini kan?” Ia menunjuk selembar foto dalam album itu dan penjelasan di bawahnya. “Choi Jiwon, putri bungsu Choi Wookgi, pemilik Choi Corp. Choi Corp… Hah, maksudnya Choi Corp. yang itu? Kerajaan properti terbesar Korea itu??”

“Jinjjaro?” Si lawan bicara langsung merebut album itu, album ‘sakti’ mereka, tuntunan dalam profesi culik-menculik bunuh-membunuh mereka. “Wah, iya. Sepertinya sekali menepuk kita akan dapat dua lalat sekaligus. Kkkk~”

***

“Hei, ketemu lagi.” Sapa Kyuhyun pada gadis dengan rambut yang digelung menggunakan sumpit itu.

Jiwon nyengir, “Annyeonghaseyo.” Sapanya balik sambil membungkuk.

Kyuhyun mengangguk. Tak berapa lama briefing oleh koordinator tim Jiwon selaku pemilik proker acara penyisiran ini pun dimulai. Kyuhyun memperhatikan penjelasan dari pria muda bernama Jeha itu dengan seksama, karena ini adalah kali pertamanya terlibat dalam kegiatan seperti ini. Mereka nanti akan masuk-masuk ke dalam hutan, mencari warga maupun korban yang belum sempat dievakuasi ke pengungsian. Maklum wilayah ini masih berbentuk pulau terpencil sehingga medan pun masih sulit dan tentunya akan sangat berbahaya jika tidak didampingi oleh profesional.

Karena itu pulalah, kini Kyuhyun kembali terlibat adu mulut dengan karyawan-karyawan ayahnya. Mereka semua melarang Kyuhyun ikut karena takut akan keselamatan pria tinggi itu. Dan kali ini, mereka tidak semudah itu takluk oleh ucapan pahit Kyuhyun, karena bagi mereka, lebih baik kehilangan pekerjaan daripada dilaporkan ke polisi jika nantinya Tuan Muda ini menghilang ataupun (amit-amit) pulang tinggal nama nantinya.

“Kalian dengar, Jo-ssi tidak akan mengadukan kalian ke polisi hanya karena aku hilang atau MATI, mengerti?? Aku sudah bilang kalau keselamatanku adalah tanggung jawabku sendiri, aish, lain kali betul-betul aku harus menyiapkan surat perjanjian hitam di atas putih atas hak-hakku selama dinas, supaya kalian tidak bisa menggangguku lagi, tau?? Sudah sana pergi! Muak aku dengan kalian semua!!” Kyuhyun melempar ranselnya ke tanah dengan kesal.

Jiwon yang melihat ribut-ribut itu pun menyuruh timnya pergi terlebih dulu dengan yang lain, ia ingin menghampiri Kyuhyun sebentar.

“Hei, ga jadi ikut?” Tanya Jiwon sambil ikut duduk di bangku kayu itu.

Kyuhyun berulang kali menarik dan menghembuskan napasnya, seperti biasa jika ingin menghilangkan emosinya yang terkadang memang berlebihan itu, baru ia menjawab, “Engga. Kamu sendiri? Kok ditinggal?”

“Oh, aku nanti nyusul kok. Kamu kenapa ga jadi ikut? Aku liat tadi kamu sempat ribut sama staf-stafmu? Sebenarnya kamu apa sih di timmu itu?”

DANG! Kyuhyun diam. Mana mungkin dia bilang: hai, aku putra calon presiden Jo Taewang, petinggi partai itu. Salam kenal, mereka melarang aku ikut karena takut diculik…

Ga banget kan?? -___-

“Ah, oh ya, aku lihat kok timmu ga pakai kaos atau apa gitu yang nunjukin darimana kalian berasal?” Kyuhyun akhirnya mengalihkan pembicaraan, sambil menunjuk Jiwon yang hanya memakai kaos biasa dan jeans, lalu dirinya dengan kaos dari partai ayahnya yang ia gunakan. Bertuliskan: Bakti Sosial Pulau Pyeongsan, Partai XXX 15-18 Oktober 2010.

Jiwon tertawa kecil melihatnya, “Daripada untuk pesan kaos, lebih baik uangnya untuk tambah-tambah donasi kan? Kami sudah hapal wajah masing-masing kok.” Senyumnya.

Kyuhyun tertohok. Ia selalu berpikir jauh tentang bangsa ini dan rakyatnya bla bla bla, tapi bahkan hal sesederhana ini luput dari pemikirannya…

“Oh ya, kita belum kenalan.” Kata Kyuhyun tiba-tiba. “Kyuhyun, Jo Kyuhyun.”

“Choi Jiwon.” Jiwon membalas uluran tangan Kyuhyun.

Pikiran Kyuhyun malah menerawang kemana-mana mendengar nama itu. Choi Jiwon, Choi Jiwon… Kenapa rasanya familiar sekali?

“Waeyo?” Tanya Jiwon melihat Kyuhyun malah mikir begitu.

“Ani, aniyo.” Jawab Kyuhyun. Dan ketika mereka sedang bertatap-tatapan seperti itu, dua pasang tangan membekap mulut mereka dengan kain ber-chloroform.

 

<TBC>

 

Chloroform=cairan kimia dengan efek bius/penghilang kesadaran

 
11 Comments

Posted by on January 4, 2011 in Super Junior, [THE SERIES]

 

Tags: ,

11 responses to “[THE SERIES] THE PRESIDENT’S SON – Part 1

  1. wiehj

    January 5, 2011 at 8:59 am

    Eleh authorr,makinn kerenn ‎​∂αђ crtanyaa..
    Mana tbc nya nanggung bangett..lanjuttt asap thor..
    Ahahaha,si kyu galak amat sh am bawahannya.dasar evil yh emg..
    Kyu am jiwon cocok dh..cowo evil kayak kyu emg butuh didampingi am cewe lembut kyak jiwon..wkwkkw
    Ngakak sumpah pas kyu kejeduk tiang listrik.wkkwkw,malu nya slangitt th pasti dy..
    Ditunggu lanj nya thor 🙂

     
    • lolita309

      January 5, 2011 at 1:19 pm

      hahaha, gomawo^^ jadi malu >w<
      sipp ditunggu aja yah sayang lanjutannya, gomawo lagi uda baca+komen 🙂

       
  2. pea

    January 5, 2011 at 3:15 pm

    annyeong..
    salam kenal eon, reader yang baru aja nyasar kesini niih ehehe
    panggil aja Pea, 15 y.o
    waaa aku udah baca THE SERIES huaa aku paling suka edisinya kyuhyun.. *ditampar yesung*
    keep writing ya eon…
    ditunggu lanjutannya..

     
    • lolita309

      January 5, 2011 at 3:26 pm

      annyeong juga sayang^^
      panggil lola aja, 18 y.o. salam kenal juga 🙂

      waduh, dia nyasar~ tapi nyasar yang membawa berkah ya wkwk #plakk

      sip sayang, gomawo yaa uda baca+komen, baca yang lain juga ya^^

       
  3. babyhae

    January 5, 2011 at 4:03 pm

    annyeong Lola author *bener gak sih namanya??* hehehehe

    tadi ada yang lupa komen di blog sebelah,,,heheheh

    jadi, hobi Dambi sebelum trauma itu skinship? bentar deh, jadi Dambi ini,,,Dambi yang itu? yang mau dikenalin ke Yesung?

     
    • lolita309

      January 5, 2011 at 5:11 pm

      bener kok der. hehehe

      heeh? maksud ‘hobi’ disini maksudnya dia emang suka aja gitu skinship sama orang, karena sebelum trauma aslinya dia juga gila2an kok, liat aja temen2nya (CYJ dkk–> di ff nae ireumen jo kyuhyun)

      iyaa ini dambi yg itu^^ dunia sempit yaa disini? :p

       
      • babyhae

        January 5, 2011 at 5:16 pm

        iya sih diliat dari temen-temennya,,,Dambi kayaknya gak beda jauh wkwkwkwk..

        ho oh nih,,sempit banget. yang ini kenal sama yang itu,,makanya aku doyan baca the series..habis satu sama lain ada hubungan, jadi seru aja^^

         
      • lolita309

        January 5, 2011 at 6:23 pm

        hehe, bagus deh, kirain bakal pada bosen aku bikin rangkaian cerita begini^^

        gomawo sayang 🙂

         

Leave a comment