RSS

[THE SERIES/SPECIAL] GALAU

01 Feb

GALAU

Written by: Lolita Choi (@lolita309)

Starring: Choi Siwon

Yora berulang kali membetulkan letak kacamatanya sembari terus mencoba konsen membaca. Ya, mata Yora memang aslinya minus, hanya kalau keluar rumah saja ia memakai softlens baby eye andalannya. Dibolak-baliknya buku kedokteran milik ayahnya itu, tapi betul-betul tidak ada yang masuk di kepalanya. Ia bahkan tidak sadar kalau bukunya terbalik (?). Menyerah, Yora akhirnya menelungkup membujur di atas kasurnya, menggulung diri di dalam bed cover tebal warna pelangi-nya. Gulung gulung gulung~

Yora galau. Galau, gundah gulana, bersusah hati, apalah itu namanya. Dan tambah galau begitu ia mengecek ponselnya. Aaaa~ makin guling-guling deh dia. Guling kanan, guling kiri~ GALAAAUU!

Tapi ada apa sih sebenarnya? Sejak kapan putri anggun keluarga dokter kenamaan Park Gildong ini bisa bertingkah layaknya anak SMA ababil pada umumnya? Yak, mungkin lebih baik kalau kita sedikit flashback ke beberapa hari sebelumnya ya…

 

“Yora~ jadian sama aku ya.” Yesung nyengir-nyengir sambil terus mengaduk jus alpukatnya pada Yora yang duduk di hadapannya di kantin SMA Gangnam itu. Yora hanya menatapnya dengan pandangan begini -> (¬_¬)

“Haaah~ lihat, hari ini pun gebetanmu itu dirubung cewek-cewek lagi. Geureul ijja (lupakanlah dia), Yora-ya…” Dibilangin seperti itu, Yora malah segera menoleh ke belakangnya, tempat antrean makanan prasmanan di kantin (atau mungkin lebih tepat dibilang restoran) sekolah itu. Dan benar saja, terlihat Choi Siwon, gebetannya sejak kelas 10 berdiri menjulang di tengah rubungan gadis-gadis penghuni sekolah mereka.

Nyesek, Yora kembali berbalik sambil menghela napas. SHYUU~

“Eottae? (Gimana?)” Cecar Yesung lagi. “Di kelas 12 ini kalian bahkan sudah sekelas, tapi tetap nggak ada perubahan kan? Sudahlah, Yora… Ada aku disini yang selalu bareng kamu, tapi kenapa sih kamu nggak pernah mau mencoba? Aku pasti bisa bahagiain—”

“Yes.” Yora menutup mulut ‘bodyguard’-nya itu dengan telapak tangannya. “Jebal.”

Yesung menurut. Lebih baik ia diam daripada Yora meninggalkannya…

Tak jauh dari situ, sepasang mata seorang pria terus memperhatikan gerak-gerik dua sahabat itu, tanpa memperhatikan riuh gadis-gadis di hadapannya. Dan melihat adegan terakhir mereka, ia jelas merasa kesal. Kesal sekali. Inilah saatnya ia bertindak.

 

“Hei.”

Yora mendongak, dan jantungnya langsung berpacu cepat seketika. “Oh, hei.” Jawabnya akhirnya, pada si penanya, the one and only, mantan Putra Sekolah, Choi Siwon.

Siwon mengangkat alisnya ramah, sembari memegang kursi di sebelah Yora, seakan bertanya apa ia boleh duduk di situ. Yora yang entah kenapa mengerti ‘bahasa tubuh’ cowok tinggi itu mengangguk sambil berusaha tersenyum senatural mungkin. Ia betul-betul tidak boleh kehilangan pamornya sebagai ‘Queen Bee Yora’ hanya karena tiba-tiba gugup di hadapan pria pujaan satu sekolahnya itu.

Queen Bee. Gelar itu didapat Yora awalnya dari selalu pujian guru-gurunya di setiap kelas yang mereka ajar tentang keberadaan siswi berprestasi pemecah rekor nilai masuk tertinggi selama 5 tahun di sekolah itu. Sejak itu namanya mulai tenar, apalagi setelah mereka mengetahui bahwa tidak hanya pintar, paras Yora juga manis dengan sikap anggun layaknya ratu. Sudah anggun, ramah, pintar, putri keluarga terpandang pula, kehadiran Yora pun mampu ‘menyengat’ siswa-siswa pria untuk rajin belajar agar bisa sekelas dengannya di kelas pilihan, termasuk tentu sang sahabat sekaligus bodyguard, Yesung (biarpun akhirnya ia gagal di kelas 12 ini). Dari situlah istilah Queen Bee yang ditujukan padanya mulai mencuat.

“Ngerasa nggak sih, udah semingguan kita sekelas tapi kita bahkan belum pernah ngobrol sama sekali…” Siwon membuka percakapan perdana mereka, selama 2 tahun menuntut ilmu di sekolah yang sama itu.

Yora tersipu malu, “Joisonghamnida.” Katanya seraya menunduk sekali.

Siwon tertawa, “Lho? Kamu bahkan nggak salah apa-apa lho.” Katanya sambil geleng-geleng. Tuhaan… Imut banget sih anak ini! Pikirnya.

Tapi Yora ternyata malah sibuk celingukan. Ini kelasnya yang memang tiba-tiba sepi atau hanya perasaannya saja ya? Kenapa nggak ada orang sama sekali? Yah, mungkin lagi makan siang semua kali ya, pikirnya positif sambil kembali beralih pada Siwon dan memberikan senyum terindahnya.

Padahal di luar…

“Iihh… Aku mau masuk, ah!” Yesung memberontak dari halangan teman-teman sekelas Yora dan Siwon di kelas pilihan itu, biasa, waktu istirahat adalah kunjungan rutinnya semenjak takdir (halah) memisahkan kelasnya dengan sang putri yang dilindunginya. Tapi ternyata mereka tidak memberinya kemudahan sama sekali, malah…

“Ssstt! Jangan berisik! Sudah cukup kamu ngehalangin cowok lain dapetin Yora, sekarang jangan ganggu perfect couple kelas kami, oke??” Omel siswa dan siswi itu serempak.

“Ya ampun, aku juga 2 tahun jadi bagian kelas ini kan, kenapa kalian malah belain stranger yang baru join kalian seminggu sih??” Balasnya nggak nyante.

“Salah sendiri belajarnya kurang keras. Hidup itu kejam, nak.” Tangkis para siswi pedas. “Siwon, Choi Siwon… Kami betul-betul hanya rela kalau Park Yora yang mendapatkannya… Cantik dan tampan, sama-sama ramah, religius, kaya, Tuhan memang maha adil…”

Para siswa mengangguk-angguk setuju, “Betul, kami juga hanya rela kalau Choi Siwon yang bersama dengan Queen Park kami… Queen Bee dan Ice-Prince, sempurna.” Kata mereka menerawang. Yesung langsung mangkel mendengarnya dan segera pergi dari situ dengan menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Masuk ke dalam kelas lagi,

“…boleh minta nomor telepon?” Siwon akhirnya memberanikan diri untuk bertanya hal yang paling ia ingin dapatkan sejak dulu, sejak kelas 10 ia menyukai gadis ini. Padahal bisa saja kan dia minta pada teman sekelas Yora sejak dulu, tapi entah kenapa dia tidak merasa sreg kalau bukan dia sendiri yang memintanya, makanya ia mati-matian belajar supaya setidaknya ia bisa sekelas dengan gadis itu di tahun terakhir ini. Dan untunglah kerja kerasnya terbayar.

Yora tersenyum seraya menyelipkan rambut panjang bergelombangnya ke balik telinga dan mengangguk, “Oke.”

Betul-betul tidak bisa dibayangkan betapa senangnya hati Siwon, biarpun ia bersusah payah menutupinya. Ia betul-betul tidak tahu kalau di dalam hatinya, gadis di hadapannya juga merasakan hal yang sama.

 

Sejak itu, dua orang ini pun menjadi dekat. Mereka tidak canggung lagi mengobrol di sekolah, SMS-an di rumah, juga berteman di minihompy masing-masing. Semua orang juga terlihat puas dengan kedekatan dua makhluk yang mereka anggap paling sempurna di sekolah mereka itu. Kecuali satu orang tentunya… Yesung.

Tapi itu hanya sampai tiga hari yang lalu… Karena tiba-tiba, Siwon tidak pernah lagi mengajaknya bicara. Aneh, ia seperti mencoba menjauh, bodohnya Yora juga tidak pernah punya keberanian mengajaknya bicara lebih dulu. Ia hanya mampu melihat Siwon dari jauh seperti dulu lagi. Awalnya ia masih berpikiran positif, sampai Yesung mulai mencekokinya dengan berbagai spekulasi-spekulasi yang memang sepertinya logis. Mulai dari Siwon yang hanya main-main terhadapnya, biarpun Yora yakin ia bukan cowok seperti itu… Ah, tapi dia tahu apa tentangnya? Atau mungkin dia sudah punya pacar… yang Yora akui itu yang paling mungkin. Masalahnya memang di minihompy-nya ada seorang gadis yang terlihat akrab sekali dengannya (oke Yora ngaku, dia diam-diam memang suka mengecek minihompy Siwon). Obrolan mereka bahkan sudah informal sekali, ber-oppa-oppa-an… Siapa namanya, Jung Jiwon? Tuh kaan, dasar Yesung pengacara-wannabe! Kenapa semua omongannya masuk akal dan mudah mempengaruhinya sih?

Aaaaa~ Yora makin guling-gulingan di ranjang single-nya. Dia bahkan sudah kehabisan ide menghabiskan ‘hari galau sedunia’-nya ini. Belajar sudah, main ‘he loves me, he loves me not’ dengan kelopak bunga bahan poutpourri (campuran air mandi dari kelopak bunga)-nya juga sudah, bahkan satu buket mawar yang dia beli sampai habis karenanya <- jelas banget galaunya -___-. Hari ini kebetulan ia memang merasa tidak enak badan ketika bangun tidur tadi, makanya ia minta izin sang ibu untuk bolos sekolah. Padahal sebetulnya, alasan yang lebih benar lagi adalah karena ia ingin puas bergalau di rumah, memutuskan haruskah ia melupakan Siwon seperti kata Yesung, membebaskan dirinya dari segala macam pikiran tidak penting, sehingga besok bisa bersekolah lagi dengan tenang. Ya, karena tidak mungkin ia terlihat galau di sekolah, bisa-bisa citranya jatuh sama sekali. Melihat dirinya sendiri bisa sampai galau to the max begini saja dia sudah stress sendiri, apalagi jika orang-orang melihatnya?

Life couldn’t get better, hey~

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Siwon, Siwon, Siwon! Harap Yora. Dan itu… Yesung. Haah~ ekspektasinya terlalu tinggi…

“Yeoboseyo?” Yora mengangkat telepon teman pria terdekatnya sejak kelas 10 itu.

“Sakit?” Tanya Yesung begitu saja.

“Hmm…” Yora hanya bergumam tak jelas.

“Nanti pulang sekolah aku ke rumahmu deh, mau dibawain apa?”

Siwon. Jawab Yora dalam hati. Haha, ngarep! Makanya, “Nggak usah, besok juga aku sudah masuk sepertinya. Geokjeongma (jangan khawatir).”

“Ya sudah kalau kamu bilang begitu. Banyakin istirahat sama jangan lupa makan. Nggak usah diet-diet, sudah kurus gitu apa lagi yang mau didietin sih. Oke? Jalja (met tidur).”

“Hm.” Responnya singkat sebelum menutup flip ponselnya.

Baru Yora memasang earset-nya untuk tidur sambil mendengarkan musik, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk, dan dibuka setelah ketukan ketiga. Sang ibu.

“Eomma.” Sapanya setelah memasang kacamatanya lagi dan kembali bersandar di kepala ranjangnya.

Sang ibu tersenyum seraya mendekatinya. “Sudah baikan, sayang? Ada temanmu tuh, katanya dari sekolah.”

“Cewek?”

“Cowok.”

Cowok? Yesung? Katanya mau datang habis pulang sekolah… “Ooh… Yesung itu eomma, yang suka aku ceritain. Suruh masuk aja.”

“Yesung? Wah, tampan juga ya, sopan pula. Eomma suka deh. Ya sudah, tunggu sebentar ya.” Kata ibunya sambil kembali beranjak. Yora seketika melongo. Yesung? Tampan? Wah, eomma-nya sepertinya sudah mulai terserang presbiopi (cacat mata tua) nih. #dilempar fans Yesung

TOK TOK!

Yora beranjak dari kasurnya untuk membuka pintu. “Katanya mau abis pulang sekolah, Yes—” ucapannya terputus ketika tiba-tiba ia menyadari bahwa itu bahkan bukan Yesung… “Siwon-ah??”

Tapi entah kenapa wajah Siwon tiba-tiba berubah masam, “Oh, sepertinya aku bukan yang kamu harapkan datang, ya.”

“Hah? Ani, aniyo. Cuma tadi si Yesung telepon—ah, lupakan. Umm… Ada apa? Ayo masuk, aduh, maaf aku cuma pakai piyama, kan…” Oke, kedatangan gebetannya yang tiba-tiba ini sukses bikin Yora salting! Aaa~ eottokhae? Kalau tahu itu Siwon pasti dia bakal ganti baju dulu, deh… Atau minimal pake lipbalm atau moisturizer, mungkin? Ya ampun apa kabar penampilannya sekarang?? (Padahal sumpah Yora oke-oke aja, masalahnya biar di rumah pun perawatan diri bagi anak ini adalah nomor satu, harap dimaklumi namanya juga lagi salting)

Tak ada jawaban. Dan ternyata… yang ditanya pun juga masih speechless melihat gadis pujaannya hanya berbalut piyama, wajah polos tanpa make up yang biasanya tipis-tipis ia gunakan ke sekolah. Dan kacamata itu… Cantiknya, cantiknyaaa… Siwon berteriak dalam hati.

Yora menatap Siwon yang masih terdiam memegang parsel buahnya, “Siwon-ah?”

“Ah, oh, ya.” Akhirnya Siwon tersadar dari lamunan. “Ani, gwaenchana, santai aja sama aku. Oh ya, ini buat kamu.” Katanya sambil menyerahkan parsel cantik berisi buah-buahan itu.

Yora tersenyum menerimanya, “Gomawo. Duduk yuk.” Katanya sambil menarik tangan kapten basket sekolahnya itu menuju sofa panjang yang diletakkan di ujung ranjangnya. Siwon lagi-lagi speechless. Seorang Yora bahkan memegang tangannya…! <- lebay

Setelah duduk, suasana malah jadi kaku. Mereka hanya mampu diam, bingung mau mulai topik apa. Yora menggigit bibirnya, “Ah, oh ya. Kayaknya ini belum jam pulang, tapi kenapa kamu sudah disini?” Ia akhirnya memulai pembicaraan.

Tapi Siwon tetap diam, lebih tepatnya dia ragu apa harus menjawab yang sebenarnya atau tidak. Yora menganggap dirinya kembali dicuekin, maka, “Umm… Ya sudah aku mau minta orang bikinin kamu minuman dulu ya.” Katanya seraya beranjak, tapi tiba-tiba Siwon menahan tangannya.

“Jangan.” Kata suara bass cowok itu. Ia kini ikut berdiri dan tanpa diduga, segera membalik tubuh mungil Yora untuk merengkuhnya erat. “Begitu tahu kamu nggak masuk karena sakit, aku langsung buru-buru cabut dari sekolah dan kemari. Kamu nggak tahu betapa khawatirnya aku sama kamu!”

Tiba-tiba Yora merasa tubuhnya melayang. Itu… pendengarannya tidak salah kan? Seorang ice-prince Siwon, idola sekolahnya, cowok yang disukainya sejak kelas 10, memeluknya dan berkata ia khawatir padanya?

Tapi tiba-tiba Siwon melepas pelukannya, ia baru sadar. “Oh, maaf. Maaf, aku…”

“Kalau kamu khawatir sama aku, kenapa kamu tiba-tiba ‘menghilang’? Kenapa kamu jauhin aku? Aku pikir kamu jadi benci sama aku, padahal aku sendiri nggak tahu aku salah dimana…” Cecar Yora seketika.

“Yesung.” Jawab Siwon cepat. “Yesung, kamu terus sama-sama dia. Semua orang bilang dia cuma pelindung kamu dan kalian nggak pacaran, tapi gimana mungkin aku percaya kalau kalian terus berdua kayak gitu? Aku nyaris gila, aku pikir aku harus ngelupain kamu, ngelupain perasaan aku selama dua tahun ini. Dan ngejauhin kamu adalah satu-satunya cara… Tapi aku gagal, hari ini.”

“Du-dua tahun?” Ulang Yora tak percaya.

“Ya, ya. Aku sudah menyukaimu selama dua tahun ini, semenjak kita ketemu di konferensi ekskul waktu kelas 10.”

Sejenak Yora terdiam. Konferensi ekskul kelas 10… Itu juga awal ia menaruh hati pada cowok ini!

“Aku… sayang sama kamu.” Lanjut Siwon pelan. “Kamu mau jadi pacar aku?”

“Kenapa… kamu nggak pernah bilang…” Yora bergumam, yang sama sekali bukan jawaban atas pertanyaan Siwon barusan. “Kenapa kamu baru bilang sekarang?” Tanyanya dengan frekuensi yang makin terdengar. “Aku pikir aku cuma bertepuk sebelah tangan, kamu nggak tahu betapa senangnya aku waktu kamu ngajak ngomong aku duluan seminggu lalu, setelah selama dua tahun ini aku cuma berani berharap, cuma bisa nunggu…”

“Dua… tahun?”

Yora mengangguk, “Iya, aku juga sudah suka sama kamu sejak aku lihat kamu pamer freestyle di konferensi itu… Aneh, kamu nyombong dan aku malah suka…” Tawanya kecil.

Siwon tersenyum dan segera menarik kepala gadis itu kembali dalam pelukannya, “Jadi?” Tanyanya sambil terus tersenyum PD, Yora pasti akan menerimanya.

“Tunggu.” Yora melepaskan diri dari Siwon. “Bukannya kamu sudah punya pacar ya? Itu, siapa namanya… Jung Jiwon? Ayo jawab mumpung aku belum terlanjur nerima kamu nih.” Yora menyilangkan tangan di dadanya.

“Jung Jiwon?” Siwon malah bingung sendiri. Tapi kemudian… “Ooh, minihompy ya? Wah, aku nggak nyangka kamu suka perhatiin minihompy-ku juga.” Godanya. Sukses, Yora blushing! Kyaa ketahuan kan… ><

“Dongsaeng.” Lanjut Siwon lagi. “Chindongsaeng (adik kandung). Perkenalkan adikku, Choi Jiwon, kelas 9 SMP Jinju.” Siwon tersenyum.

“Choi? Nama keluarganya ‘Jung’ lho…”

“Jung Jihoon.” Jawab Siwon. “Rain, penyanyi itu. Adikku tergila-gila padanya, makanya dia pakai nama keluarga artis itu. Yah, namanya juga abege labil. Puas?” Tanyanya sambil mengacak sayang rambut gadis yang nyaris jadi pacarnya itu.

Tanpa diduga, Yora menggeleng. “Belum, kamu belum jawab kenapa kamu baru nyatain perasaan kamu sekarang. Nggak tahu ya aku nunggunya sampai jamuran? Tiap hari dandan cantik, mikir mau paduin seragam sama apa lagi biar tiap hari kelihatan menarik, kamu kira itu buat siapa? Cuma kamu satu-satunya cowok yang nggak bereaksi, untung aku belum mikir kamu homo.” Akhirnya Yora mengeluarkan semua unek-uneknya. Ya ampun lucunyaaa, pikir Siwon.

“Ooh, jadi buat aku? Wah, gomawo, jagi.” Siwon mengecup kening Yora tanpa izin. Yora langsung menoyor kening cowok itu menjauh, bete. Siwon hanya ngengir-nyengir geje, tapi langsung berhenti begitu melihat delikan Yora. “Well, aku tahu ini silly, tapi… oke, aku… takut ditolak.”

Yora tidak berkata apa-apa, tapi ekspresi wajahnya yang langsung cengo sudah seakan berkata ‘Alasan macam apa itu? Siapa juga cewek di sekolah yang cukup bodoh nolak kamu, heh?’

Siwon langsung membela diri, “Ya oke, kalau dia cewek lain. Masalahnya yang aku suka itu kamu, uri Queen Bee Yora, Queen Park, apalah itu. Kamu seakan nggak tersentuh, bahkan untukku…”

“Oh ya? Aku segitunya?” Yora malah kagum sendiri akan popularitasnya, seperti yang dikatakan Siwon.

“Jadi puas kan? Nah, sekarang jawaban.” Tuntut Siwon.

Yora mencibir, “Sudah cium-cium, panggil-panggil jagi, masih nanya juga jawabannya apa.” Ya ampun, keanggunannya sirna sudah di hadapan cowok ini!

Siwon terkekeh, “Kamu beda, ya,” katanya sambil perlahan melepaskan kacamata Yora. “…tapi aku senang bisa melihat sisi lain dari Ratu Lebah kita, menarik…” Ia mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Yora, dan… kiss, menciumnya lembut.

“I’ll take that as a ‘yes’,” kata Siwon sebelum kembali mengecup kening Yora. Yora membalas dengan senyuman, yang segera membuat pipi Siwon merona. Dan piyama itu… Oh, Tuhan. Siwon hanya mampu menelan ludah.

“Oke, sepertinya… aku harus pulang. Ya. Berada lama-lama disini betul-betul tidak baik untuk kesehatan pikiranku.” Katanya sambil meraih tas dan jas seragamnya.

“Eng?” Yora hanya bisa terbingung-bingung dengan sikap kekasih barunya itu.

“Gwaenchana, kamu istirahat yah.” Siwon merapikan rambut kecoklatan Yora. “Aku sayang kamu.”

Life couldn’t get better, hey~

Tiba-tiba ponsel Yora berbunyi lagi. Siwon memberi isyarat bahwa tidak apa-apa Yora mengangkatnya.

“Yeoboseyo?” sapa Yora pada si penelepon. “Yes.”

Siwon langsung bereaksi mendengar panggilan itu. ‘Yes’, Yesung.

“Hm? Kamu sudah sampai? Ya sudah aku turun. Iya, ada Siwon disini. Kamu lihat mobilnya di luar? Iya, ya sudah tunggu sebentar ya.” katanya sebelum menutup telepon dan menatap Siwon lagi. “Aku sekalian turun deh, bukain pintu buat Yesung.”

Siwon hanya manggut-manggut biarpun ada perasaan tidak suka di hatinya. Ingat, ini hari jadian mereka. Jangan dirusak, jangan dirusak…

“Yes!” sapa Yora begitu membuka pagar rumahnya. “Telat, sudah ada yang jenguk aku duluan, hehehe. Kenalin, Choi Siwon. Tapi sekarang berstatus pacar Park Yora.” senyum Yora bangga.

Dan hanya dengan kalimat perkenalan dan ekspresi dari Yora itu saja, tiba-tiba rasa kesal Siwon akan Yesung pun seketika terhapus sementara… Karena ia senang, kesenangannya akan pengakuan Yora atasnya di depan Yesung melebihi rasa tidak sukanya pada pria itu. Maka ia pun tersenyum, “Hai.”

Sementara buat Yora, ternyata ‘cuti galau’-nya hari ini membawa hikmah. Waah~ kalau begini ia akan sering ber-galau deh! :p

 

END

 
7 Comments

Posted by on February 1, 2011 in Super Junior, [SPECIAL], [THE SERIES]

 

Tags: , ,

7 responses to “[THE SERIES/SPECIAL] GALAU

  1. babyhae

    February 1, 2011 at 9:55 pm

    am I the first?? wkwkwkk

    sisi lain Siwon,,,,Siwon yang dewasa,,,ternyata waktu SMA bener-bener beda ahahaha,,,seneng liat Siwon dari sisi ini. lebih…relaks^^

     
    • lolita309

      February 14, 2011 at 1:03 pm

      yes, you are! 🙂

      hahaha, namanya juga masih abege. ^^
      makasih uda baca sayang 😀

       
  2. Oepieck

    February 2, 2011 at 6:48 pm

    Aduh, ngakak deh baca ini.
    Yang pas yora guling” di kasur itu koya banget. Apalagi waktu baca pikirannya siwon. Hahaha, bikin gemees aja.
    Yesung, maaf ya, emang belum rejeki kamu. Hahaha~

     
  3. wiehj

    February 2, 2011 at 11:47 pm

    Bagusss thor..
    Lucuuuu!!hahahha
    Emg klu lge kena sindrom polinlop th sgtunya yah??galau ampe khabsan ide bwt ngilangin kegalauan yg ‎​gã ilang2..ahahahahah
    Aq ngakak sndri baca nya,senyum2 gaje pas yora tiba2 nyerocos kluarin smua unek2nya ke siwon..hahahhaha
    ‘Yesung?tampan?kayaknya umma ud terserang presbiopi’ sumpah ngakak baca bag nee..hahahah,sgtunya amat si yora am yesung..hahahaha
    Ditunggu kisah lain dr the series thor..aq amat menantii 🙂

     
  4. hwangminmi

    February 14, 2011 at 12:05 pm

    keren deh waaaaaa~ >.<
    kapan yaa aku bisa nulis kayak gini? T^T

     
    • lolita309

      February 14, 2011 at 1:06 pm

      haaah? iyakah? huaaa bagus deh.. abis aku sendiri nganggep ini gagal banget loh.. T.T

      makasi ya sayang uda baca^^

       

Leave a reply to wiehj Cancel reply